Direktur Eksekutif PSKP, Efriza: Semua Tergantung Figur yang diajukan PKS dan Golkar

Published by admin on

Peta Koalisi Pilkada Depok mengenai pencalonan Walikota dan Wakil Walikota semakin menghangat. Jika di atas kertas tampaknya akan terjadi tiga koalisi dengan tiga pasangan calon yang akan bertarung di Pilkada Depok 2020 nanti. Peta koalisi ini menimbulkan hasrat penulis untuk memprediksinya dengan berbagai dinamika yang berlangsung.

Tiga Koalisi

Saat ini dinamika politik mengerucut kepada adanya tiga peluang koalisi, tetapi ini tidak bisa menunjukkan koalisi akan terus bertahan. Situasi ini tergantung dari pergerakan silaturahim dari kandidat maupun partai politik. Ada dua partai yang menentukan dalam memengaruhi peta koalisi yakni PKB dan PKS. Kedua partai ini diprediksi menentukan peta koalisi akan mengerucut menjadi dua atau masih tetap tiga pasangan calon.

Menurut penulis, jika PKS berhasil meyakinkan Koalisi Depok Tertata untuk bergabung bersama koalisi PKS dan Golkar. Kemungkinannya, sikap pasif PKB saat ini, bisa saja, menyebabkan PKB membelot dan memilih untuk bergabung dalam koalisi Gerindra dan PDI Perjuangan yang telah menyatakan mendukung Pradi, wakil walikota sekarang. Kemungkinan PKB mendukung Pradi memang masuk akal, sebab ketiga partai itu, PKB, Gerindra, dan PDI Perjuangan sama-sama pemegang kunci koalisi di pemerintahan Jokowi-Ma’aruf Amin.

Meski, jika dilihat dari pergerakan Mohammad Idris, ini tidak mudah bagi PKS memperoleh dukungan dari Koalisi Depok Tertata. PKS mengalami dilema, dari empat partai koalisi Depok Tertata, tiga terpukau oleh bujuk rayu Mohammad Idris, sedangkan PKB cenderung menunggu waktu yang tepat. Partai Demokrat dan PPP sudah menyatakan tertarik mendukung petahana Mohammad Idris. PPP malah telah menyatakan dalam rapat pimpinan cabang (Rapimcab) bulat mengusung Mohammad Idris sebagai calon walikota. Namun, berbeda dengan PAN, tampaknya PAN berusaha untuk menyembunyikan ketertarikannya. DPP PAN telah memberikan sinyal untuk mendukung Mohammad Idris tetapi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN mencoba merayu Mohammad Idris agar mengikuti prosedural di Tim Pilkada DPD PAN Kota Depok.

Pertarungan Petahana

Tatkala PKB masih menunggu pergerakan dan pendekatan Mohammad Idris dan kubu Koalisi Pradi. Sikap PKB ini, diyakini menyebabkan PKS harus berpikir ulang, akan terus melanjutkan tiga nama hasil dari Pemilihan Umum Internal Raya (Pemira) DPD PKS Kota Depok yaitu Moh. Hafid Nasir, Imam Budi Hartono dan T. Farida Rachmayanti, atau memilih merembukkan kembali nama calon yang akan diusung, maupun memilih untuk mengajukan Mohammad Idris kembali sebagai calon Walikota Depok di Pilkada 2020.

Jika mengusung kembali Mohammad Idris, PKS akan dicap telah melakukan gimik di publik, dalam ketidakharmonisan Mohammad Idris dan PKS. Sedangkan, merembukkan kembali nama dan mengusung salah satu dari tiga nama hasil Pemira DPD PKS Kota Depok, tidaklah mudah, dibandingkan mengusung kembali Mohammad Idris.

Tatkala dianalisis dari pergerakan tersebut, kecenderungan menjadi dua pasangan calon cukup besar peluangnya, apalagi melihat peta politik saat ini yang tenang dipermukaan adalah koalisi Gerindra dan PDI Perjuangan yang mengusung Pradi Supriatna, petahana wakil walikota menjadi calon walikota depok. Dapat dikatakan, peta politik yang berhembus dipermukaan akan tiga koalisi tetapi pergerakan dinamika politik malah mengarah kepada dua koalisi, dan kemungkinan yang terjadi pertarungan antar petahana.

Semestinya PKS menjadi pusaran dari magnet politik, namun dinamika yang terjadi PKS tidak berani memilih maju sendiri tanpa berkoalisi, dan PKS juga masih belum solid berkoalisi hanya dengan Partai Golkar. Sedangkan, Mohammad Idris langkah politik silaturahimnya dengan mendekati Koalisi Depok Tertata seperti Partai Demokrat, PPP, PAN dan PKB, begitu lincah dan memikat partai-partai dari Koalisi Depok Tertata.

Peluang PKS mendapatkan tambahan dukungan koalisi dari Partai Demokrat, PAN, dan PPP, masih cukup besar untuk diajak bermitra, ketimbang peluang dengan PKB, meski politik lebih mengenal kepentingan semata. Peluang yang terjadi juga cukup besar PKS “rujuk” dengan Mohammad Idris. Catatan yang perlu digariskan oleh penulis adalah sangat disayangkan, jika terjadi dua pasangan calon, walaupun bisa saja terjadi, yang muncul kemungkinan besar adalah pertarungan antara Mohammad Idris dan Pradi Supriatna.

Jika yang muncul peta politiknya adalah Mohammad Idris versus Pradi Supriatna, ini yang patut disayangkan, sebab akan muncul persepsi di masyarakat yang membenarkan pasangan walikota dan wakil walikota Depok terjadi perpecahan karena perebutan pengaruh dan kekuasaan, disamping tak ada figur baru yang ditampilkan, serta menunjukkan semakin pragmatisnya parta-partai politik di tingkat daerah sekalipun. Semoga saja, juga tak menurunkan partisipasi politik pemilih Kota Depok, bukan saja dikhawatirkan dipengaruhi oleh masih berlangsungnya pandemi covid-19, tetapi juga dapat disumbang oleh karena tak adanya figur baru yang merangsang keinginan pemilih untuk ke TPS.

Sedangkan, untuk terus terwujudnya tiga koalisi, pertanyaannya adalah siapa figur yang akan diajukan oleh koalisi PKS dan Partai Golkar sebagai calon walikota berwajah baru di peta politik menghadapi dua petahana? Dua petahana yang merupakan walikota dan wakil walikota depok saat ini, kecenderungannya akan bertarung di Pilkada 2020, bukan kembali untuk bersama dalam satu kendaraan politik pengusung.

Artikel ini sebelumnya dimuat di: https://www.depokpos.com/2020/07/menerka-koalisi-di-pilkada-depok-2020/


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification=8N5TxWSBBIhu3nYT0oYVHkVyJSPdKuOpQNM5nHBjYg4