Pekan Olahraga Nasional (PON) XX: Menelisik Profit Bagi Papua

Published by admin on

Oleh : Achmad Ismail, Direktur Program PSKP

Peribahasa “lebih besar pasak, daripada tiang” nampaknya harus dihindari oleh Papua saat ditunjuk sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX. Pasalnya seluruh sumber daya, modal, tenaga, lahan dan sebagainya yang telah dikerahkan oleh pemerintah provinsi Papua harus terbayar dengan profit secara maksimal yang diterimanya nanti. Hal itu terbukti dengan keseriusan dalam melakukan persiapan yang sudah mencapai angka diatas 70 %. Namun perhelatan olahraga nasional empat tahun sekali ini harus ditunda karena pandemi COVID-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Disampaikan juga oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali bahwa mulanya PON ke XX di Papua akan dihelat pada 20 Oktober – 2 November 2020 namun ditunda dengan perkiraan hingga bulan Oktober 2021.

Meskipun demikian, maksimalisasi profit harus tetap diperhatikan pasalnya tenaga dan waktu telah diperjuangkan sejak 4 tahun silam. Belum lagi dari segi dana yang digelontorkan oleh Pemerintah Provinsi Papua cukup besar, yaitu Rp. 3,8 trilliun untuk pembangunan stadion, venue olahraga pula sisi operasional lainnya. Melihat dana yang telah dianggarkan cukup besar, maka Pemerintah Provinsi Papua harus meraup keuntungan semaksimal mungkin bagi masyarakat Papua dari event terbesar di tanah air nanti.

Mendongkrak Perekonomian Rakyat

Perhelatan PON ke XX di Papua menjadi momentum penting bagi Papua untuk memaksimalkan percepatan pembangunan dan perekonomian rakyat guna menepis pandangan negatif dari masyarakat Papua yang menganggap bahwa mereka dinomorduakan dalam hal pembangunan maupun perekonomian. Dari segi pembangunan venue olahraga, pemerintah Papua dapat memanfaatkannya tidak hanya pada saat waktu penyelenggaraan PON ke XX saja. Namun akan tetap berguna bagi pemasukan kas daerah ketika venue tersebut dibuka untuk umum atau dipakai untuk kegiatan gelaran olahraga di lain waktu.

Di sisi lain juga pembangunan prasarana dan sarana dan infrastruktur dasar lainnya sebagai akses ke venue menjadi profit lain bagi masyarakat Papua. Maka akan ada pembangunan perumahan, jalan dan jembatan, jaringan air bersih, instalasi daya listrik, telekomunikasi hingga ruang terbuka hijau, dimana semuanya masih minim di Papua. Pembangunan infrastruktur ini pula menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat Papua untuk beraktivitas, memasarkan dagangannya ke pasar dengan mudah paska PON ke XX tahun depan.

Selain itu, saat PON ke XX berlangsung disitu akan ada interaksi perdagangan bagi rakyat, akan ada “mama-mama” Papua berdagang hasil kerajinan tangannya, semisal tas noken yang sudah diakui oleh UNESCO, souvenir, makanan, dan minuman khas papua. Maka dari situ perekonomian masyarakat akan tumbuh melalui ekonomi kreatif, terlebih melihat bahwa ajang PON nanti memiliki market yang potensial (potential market).

Sektor pariwisata juga menjadi sektor potensial bagi perekonomian masyarakat Papua. Pada saat PON ke XX berlangsung nanti, maka akan hadir banyak wisatawan, maka disitu pula lah okupansi hotel/penginapan akan menjadi penuh, maka lokasi wisata Papua akan banyak pengunjung. Inilah yang dikatakan oleh Gubernur Papua, PON ke XX sebagai momentum strategi akselerasi pembangunan pariwisata, produk-produk wisata dan destinasi wisata yang ramah lingkungan di Papua.

Inilah yang dimaksud oleh penulis bahwa penyelenggaraan PON ke XX di Papua nanti harus benar-benar dimaksimalkan untuk aktivitas pembangunan dan perekonomian rakyat Papua. Venue yang dibuat sebagai infrastruktur dasar dapat dimanfaatkan setelah PON ke XX berakhir sebagai sumber pendapatan daerah serta akses bagi rakyat Papua untuk beraktivitas ekonomi. Pada saat penyelenggaraan PON berlangsung, diperkirakan ada ribuan wisawatan domestik maupun mancanegara yang hadir, maka disitulah menjadi pasar yang potensial untuk mempromosikan dan berdagang hasil kerajinan masyarakat Papua, seperti yang penulis sudah jelaskan sebelumnya. Tentunya hal ini berkaca pada penyelenggaraan PON ke XIX di Jawa Barat ada lebih dari 27 ribu orang serta ada 24 ribu kamar hotel yang telah disewa selama acara PON berlangsung.

Wajah Papua   

Kesuksesan Papua dalam menyelenggarakan PON ke XX nantinya, menjadi satu bukti bahwa Papua mampu dalam menyelenggarakan event olahraga di tingkat nasional. Ini menjadi kekuatan yang cukup penting bagi Papua kedepannya, Papua dapat dipercaya menjadi tuan rumah olahraga tingkat nasional. Sebuah fakta bahwa wajah Papua menunjukkan harapan dan potensi besar bagi bangsa dan negara Indonesia.

Nampaknya power Papua tidak hanya di lingkup nasional, namun terasa di dunia internasional. terbukti dengan adanya venue akuatik yang akan digunakan saat PON nanti sesuai standar Olimpiade. Hal itu tidak main-main setelah mendapatkan sertifikasi internasional dari Federation Internationale de Natation atau FINA selaku organisasi induk federasi olahraga renang dunia secara resmi.  Tidak berhenti di venue akuatik saja, Stadion Utama Papua Bangkit di Kawasan Olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Jayapura, Papua diusulkan menjadi salah satu stadion penyelenggaraan event World Cup 2034. 

Tidak hanya sebatas sektor ekonomi. Keuntungan lain yang harus dimaksimalkan adalah bahwa pagelaran PON ke XX di Papua ini harus menjadi ajang untuk memperkuat persatuan masyarakat baik dalam bingkai Provinsi Papua maupun dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ajang PON ke XX ini diikuti oleh kontingen terbaik dari seluruh daerah di Indonesia. Pada waktu yang sama itulah, akan memperkuat rasa persatuan, kesatuan dan solidaritas sosial dan budaya antar anak bangsa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Maka tidak ada lagi sekat-sekat antar daerah dalam bingkai NKRI sekaligus membuktikan bahwa bangsa Indonesia dapat hidup berdampingan kedepannya.

Poin-poin di atas tentunya menjadi potensi profit yang harus dimaksimalkan bagi masyarakat Papua. Tentunya profit ini tidak hanya bersifat pada saat acara berlangsung saja, namun pula ada keberlanjutan profit pasca PON ke XX usai. Kesemuanya dapat dijadikan sebagai soft power bagi Papua sebagai modal penting untuk membuktikan eksistensi keberhasilan dalam penyelenggaraan PON nanti di lingkup nasional. Bahkan tidak menutup kemungkinan soft power ini dapat mengangkat wajah Papua di mata internasional sebagai bagian tak terpisahkan dari republik ini.

 

Artikel ini telah dimuat di :

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX: Menelisik Profit Bagi Papua

 


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification=8N5TxWSBBIhu3nYT0oYVHkVyJSPdKuOpQNM5nHBjYg4