Masyarakat Tidak Bersatu, Kapan Wabah akan Berakhir ?

Published by admin on

Oleh : Zeezilia Yusuf, peneliti Departemen Politik Internasional Pusat Studi Kemanusiaan dan Pembangunan

Covid-19 merupakan salah satu wabah yang mematikan di sepanjang sejarah. Wabah ini diketahui sudah membunuh berjuta-juta orang di dunia. Mayoritas negara juga ikut terdampak oleh pandemi ini. Aspek yang paling mengefek kepada masyarakat adalah aspek sosial, keamanan, dan ekonomi. Wabah ini membuat adanya gaya hidup yang baru dengan selalu menggunakan masker dan tidak boleh sering keluar rumah tanpa alasan yang jelas. Pada awalnya ketika kita bersekolah dan bekerja, kita harus hadir secara fisik di tempat-tempat tersebut. Sekarang, pemerintahan lebih menyarankan untuk bekerja dan bersekolah melalui media internet. Untuk beberapa warga di pedesaan, hal ini merupakan situasi yang merugikan karena kurangnya fasilitas, seperti laptop dan adanya kondisi lain, seperti tidak terdapat sinyal internet ataupun kuota. Tetapi, hal ini hanya dilakukan ketika warga negara berhasil memberantas wabah ini.

Meskipun begitu, banyak warga negara yang masih tidak patuh terhadap protokol kesehatan dan masih banyak yang tidak menggunakan masker. Tak hanya di Indonesia tetapi di seluruh negara di dunia. Kita bisa lihat di Inggris, salah satu negara besar di dunia, banyak masyarakat yang tampak tidak patuh terhadap protokol kesehatan dan keluar rumah tanpa menggunakan masker. Beberapa diantaranya juga melaksanakan  demonstrasi untuk memberhentikan lockdown di negaranya. Hal ini tetap dilakukan meskipun warga Inggris tahu berapa banyaknya warga yang masih terkena wabah ini dan berapa banyak yang terinfeksi per harinya. Di Brazil, pemerintahan masih belum menyadari pentingnya protokol kesehatan dan banyak warga yang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi terhadap hal ini. Di Amerika Serikat, masyarakatnya sudah terpecah belah sejak awal munculnya virus ini. Beberapa diantaranya berkata bahwa mereka tidak harus menggunakan masker karena adanya demokrasi di negara mereka. Sehingga tidak ada satupun yang bisa menyuruhnya untuk melakukan apapun. Tetapi demokrasi yang mereka anut adalah hal yang salah dan seharusnya mereka juga harus memperhatikan warga lain. Dengan “demokrasi” tersebut, mereka mengancam keselamatan warga lainnya dan justru membuat penyebaran makin masif.

Dari contoh-contoh yang sudah diberikan dapat dilihat bahwa masyarakat di mayoritas negara terpecah belah dan tidak mendengarkan pemerintahan. Dari kebijakan yang sudah diberikan pemerintah kepada masyarakat, hal tersebut ditujukan agar masyarakat tidak terkena wabah Covid-19. Selain itu, kebijakan yang mereka keluarkan digunakan agar tidak ada penyebaran yang makin meluas di masyarakat. Tetapi karena banyak masyarakat yang masih acuh tidak acuh, wabah ini tidak kunjung selesai. Bila dilihat dari negara Vietnam ataupun New Zealand, kedua negara tampak berhasil mengatasinya dengan kebersamaan dan solidaritas. Sehingga pada saat ini, mereka dapat menikmati kembali kehidupannya seperti sebelum ada wabah Covid. Selain itu, roda ekonomi mereka juga telah kembali dan kesejahteraan masyarakat juga kembali secara perlahan. Dengan begitu seharusnya masyarakat bersama-sama menjadi satu agar isu ini cepat teratasi. Meskipun banyak warga yang berkata bahwa pemerintah gagal mengatasinya, pada dasarnya kita sebagai warga negara juga harus membantu pemerintahan agar isu ini cepat selesai. Pemerintah tidak dapat beraksi sendiri tanpa bantuan masyarakat.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification=8N5TxWSBBIhu3nYT0oYVHkVyJSPdKuOpQNM5nHBjYg4