Prediksi Efriza Tentang Pilkada Depok 2020

Published by admin on

RADARDEPOK.COM – Seperti yang dituturkan Direktur Eksekutif PSKP, Efriza. Saat ini peta Koalisi Pilkada Depok mengenai pencalonan Walikota dan Wakil Walikota semakin menghangat. Jika di atas kertas tampaknya akan terjadi tiga koalisi dengan tiga pasangan calon yang akan bertarung di Pilkada Depok 2020 nanti.

“Saat ini dinamika politik mengerucut kepada adanya tiga koalisi, tetapi ini tidak bisa menunjukkan koalisi akan terus bertahan. Situasi ini tergantung dari pergerakan silaturahim dari kandidat maupun partai politik,” tutur Efriza kepada Radar Depok.

Ia mengungkapkan, PKB dan PKS menentukan peta koalisi akan mengerucut menjadi dua atau masih tetap tiga pasangan calon. Sebab, jika partai berlambang bulan sabit kembar berhasil meyakinkan Koalisi Depok Tertata untuk bergabung bersama koalisi PKS dan Golkar.

“Kemungkinannya, sikap pasif PKB saat ini, bisa saja PKB akan menyeberang dan memilih untuk bergabung dalam koalisi Gerindra dan PDI Perjuangan yang telah menyatakan mendukung Pradi, wakil walikota sekarang,” ungkapnya.

Kemungkinan, sambung Efriza, PKB mendukung Pradi memang masuk akal, sebab ketiga partai itu, PKB, Gerindra, dan PDI Perjuangan sama-sama pemegang kunci koalisi di pemerintahan Jokowi-Ma’aruf Amin.

Meski, jika dilihat dari pergerakan Mohammad Idris, ini tidak mudah bagi PKS memperoleh dukungan dari Koalisi Depok Tertata. Bagi Efriza, PKS mengalami dilema, dari empat partai koalisi Depok Tertata, Partai Demokrat, PAN dan PPP sudah menyatakan tertarik mendukung petahana Mohammad Idris.

“Bahkan, Rapimcab PPP kemarin, sudah secara bulat mengusung Mohammad Idris,” sambungnya.

Sedangkan, Efriza melanjutkan,  PKB masih menunggu pergerakan dan pendekatan Mohammad Idris dan kubu Koalisi Pradi. Hal ini menunjukkan, PKS harus berpikir ulang, akan terus melanjutkan tiga nama hasil dari Pemilihan Umum Internal Raya (Pemira) DPD PKS Kota Depok, atau memilih merembukkan kembali nama calon yang akan diusung, maupun memilih untuk mengajukan Mohammad Idris kembali sebagai calon Walikota Depok di Pilkada 2020.

“Jika mengusung kembali Mohammad Idris tampaknya PKS akan dianggap melakukan gimmic di publik, dalam ketidakharmonisan Mohammad Idris dan PKS. Sedangkan,  merembukkan kembali nama dan mengusung salah satu dari tiga nama hasil Pemira DPD PKS Kota Depok, tidaklah mudah, dibandingkan mengusung kembali Mohammad Idris,” lanjutnya.

Jadi, jika dianalisis dari pergerakan tersebut, kecenderungan menjadi dua pasangan calon cukup besar peluangnya, melihat dinamika PKS yang masih belum solid berkoalisi hanya dengan Partai Golkar. Tetapi peluang PKS mendapatkan tambahan dukungan koalisi dari Partai Demokrat, PAN, dan PPP, masih cukup besar untuk diajak bermitra, ketimbang peluang dengan PKB meski politik lebih mengenal kepentingan semata.

Namun, sangat disayangkan jika terjadi dua pasangan calon, walaupun bisa saja terjadi, yang muncul kemungkinan besar adalah pertarungan antara Mohammad Idris dan Pradi Supriatna. Bagi Efriza, Jika yang muncul peta politiknya adalah Mohammad Idris dan Pradi Supriatna, sangat disayangkan, sebab akan muncul persepsi di masyarakat yang membenarkan pasangan walikota dan wakil walikota Depok terjadi perpecahan karena perebutan pengaruh dan kekuasaan.

“Sedangkan, untuk terjadinya ketiga pasangan calon ini pertanyaannya adalah siapa figur yang akan diajukan oleh koalisi PKS dan Partai Golkar sebagai calon baru di peta politik menghadapi dua petahana. Dua petahana yang merupakan walikota dan wakil walikota Depok saat ini, memang kecenderungannya akan bertarung di Pilkada 2020, bukan kembali untuk bersama dalam satu kendaraan politik pengusung.,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di: https://www.radardepok.com/2020/07/prediksi-pilkada-depok-bisa-dua-atau-tiga-pasangan-calon/


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

google-site-verification=8N5TxWSBBIhu3nYT0oYVHkVyJSPdKuOpQNM5nHBjYg4